Cinta Monyet

By geusan wira - 1:52 AM

Assalamulaikum Wr.Wb
Setelah sekian lama saya dirasuki oleh arwah seorang rangga di film AADC, dimana tulisan saya menjadi lebih puitis disertai premis premis baper yang menyertai. Dan kini saya sekarang mencoba lagi dari awal menulis menggunakan gaya komedi yang biasa saya gunakan. Mungkin keresahan satu satunya yang membuat saya menulis dengan ala ala si “rangga” ini adalah cinta. Mungkin untuk pemuda berusia 15-25 tahun permasalahan cinta memang sangat krusial, kadang kadang kehidupan seorang pemuda diusia 15-25 tahun diliputi oleh permasalahan cinta, kadang kadang cinta juga yang membuat hidup pemuda tersebut menjadi lebih baik ataupun lebih buruk.

Saya berani taruhan Orang orang hebat kaya Mohamad Hatta, Soekarno, Muh.Yamin, Setya Novanto, Limbad, Bastian Steel, sampai seorang Dadang Konelo pun, pada usia 15-25 tahun tidak terus terusan memikirkan bagaimana masa depan negara. Ya didalam kehidupan mereka semua pasti dan selalu mengalami masa masa ketika mereka duduk sendirian dipojokan kamar sembari memeluk guling sembari diiringi lagu “Rizky Febian – Cukup Tau”. Kalo aja saat setnov muda berusia 19 tahun atau ketika Setya Novanto baru lulus SMA sudah ada teknologi yang dinamakan snapgram mungkin aja ketika beliau galau karena cintanya ditolak sama via valen, isi snapgram beliau bisa saja apdet sedang berada di bar berlatarkan Botol Redler dengan caption “Aku kaya gini karena kamu”. Hal tersebut bisa saja terjadi, sehingga menimbulakn konflik konflik internal didalam batin setya novanto, untuk menunjukan dirinya bisa berguna bagi bangsa setelah di tolak cintanya, lalu dengan usahanya itu membuat wanita yang menolak cintanya merasakan penyesalan seumur hidup didalam batinyya karena melihat stya novanto yang dahulu ia lihat hanya seorang pemuda biasa menjadi politisi dengan karir yang hebat saat ini
.
Memang Setya Novanto itu Luar Biasa.
Okey Ngawur..
Hari ini tuh sebenrnya saya mau sharing aja masa masa ketika saya mengalami cinta monyet sekitar 9 tahun silam ketika saya masih allhamdulilah duduk di bangku kelas 6 SD, ya kebetulan aja SD saya waktu itu, merupakan SD Eksekutif jadi gaada yang pangku-pangkuan. #JokesKodian.
Awalnya entah kenapa semua orang bilang cinta cintaan masa SD tuh dibilang “Cinta Monyet”. Sebenarnya bukan Kids Jaman Now aja yang udah mulai suka sukaan pas Zaman SD. saya berani taruhan, pas SD pasti kalian kalian yang munafik dan sering ngata ngatain Kids Jaman Now ini juga pernah suka sama seseorang pas masih SD. Tapi alasan kita waktu itu simple “Gue Menganggumi dia” ya Cuma sesimple itu aja. Kita gak berniat untuk menjaga si lawan jenis yang kita kagumi dari segala marabahaya, kita juga tidak berniat untuk membina rumah tangga dan terburu buru mempersiapkan diri menjadi seorang ayah. Mungkin cinta zaman SD ini hanya karena rasa mengaggumi akan keriangan seseorang, akan kebaikan seseorang, akan kecantikan seseorang dan tidak pernah lebih dari itu.

Dan pas saya masih berada di bangku SD kelas 6, ketika adegan adegan pacaran di sinetron cinta fitri sudah terlalu merasuk kedalam aliran darah, muncul rasa ingin memiliki wanita dan mengenalkan wanita itu pada seluruh anggota keluarga besar saat lebaran tahun depannya tiba. Nama cewe itu adalah Sarah, Sarah ini adalah anak temen mamah saya, ibunya sering banget nebeng ke mobil mamah saya setiap pulang sekolah, dan saat itu saya selalu duduk berdua dengan sarah di bangku mobil belakang. Kita sama sekali gapernah ngobrol didalem mobil, waktu itu.. untuk menutupi semua kemalu maluan yang ada didalam diri. saya selalu mengalihkannya dengan bermain game di HP saya waktu itu yaitu nokia N-Gage. Lama kelamaan saya menganggap sarah ini cantik juga ya..

Dan semenjak itu lah, masa masa galau saya tiba terlalu dini. Yaitu diumur 11 tahun.
Masa masa Dimana saat dibedakin inget dia, dimana saat dicebokin inget dia, dimana saat ngetos tajos inget dia, dimana saat main gepokan kartu inget dia, dimana saat nyentil gundu inget dia, dimana saat ingus dipeper ke celana, saya persembahkan untuk dia seutuhnya. Yah masa masa puber terlalu dini itu memang sungguh tidak menyenangkan.

Setelah “Mungkin” saya jatuh cinta dengan Sarah saya berfikir untuk sesempurna mungkin ketika masuk sekolah, beli minyak wangi KIDZ dengan gambar betmen, beli Sweater Proshop biar keliatan Hypebeast abis, sampe gunting rambut sendiri dari kaca untuk menghindari bad hair day. Itu saya lakukan demi dia.

Untuk mempergila ketampanan muka gue yang sudah diciptakan oleh tangan tuhan beserta bantuan desainer dari italy ini, akhirnya gue memutuskan untuk membeli beberapa PIN untuk gue tempel di jaket, pokoknya dandanan Ian Kasela saat itu kalah mencolok dari gue.. gue juga masih inget waktu itu gue beli 1 pasang sepatu dengan gambar api yang seolah olah membakar jiwa yang sedang kasmaran ini, agar dia tau rasanya bara asmara itu seperti apa. Setelah itu gue mengecilkan celana SD berwarna merah ke tukang jait agar terlihat sempit dan kekinian, ini menunjukan bahwa sesempit apapun celah untuk mendapatkannya celana ini lebih ngetat dan merektengteng dan lebih menyiksa tubuh, dari pada harapan yang ia tebar. setelah itu gue ke tahap akhir yaitu mencukur rambut gue sendiri, tanpa bantuan proffesional dan tanpa pengawasan orang tua, hasilnya rambut gue pitak zumba. Entahlah tapi pitak itu membuat gue mager dan tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah, seperti ibu ibu habis zumba, bawaannya mager kemana mana dan lemah lunglai dirumah.
Tapi apaun rintangannya gue harus siap...

Dan..
Hari itu..
Sarah dan teman teman gue justru mencemooh semua dandanan gue..
Habis sudah harapan gue untuk mengenalkan sarah ke khalayak sodara sodara gue dijakarta..
Mungkin Itulah Cinta Monyet, dimana kita tidak berfikir panjang untuk seseorang yang kita sayangi, sama seperti monyet, BODOH.. hanya memikirkan kita suka sama dia dan berusaha menjadi apapun untuk menarik perhatian lawan jenis.
Namun kitapun harus berlajar sesuatu dari cinta monyet, dimana kita hanya melakukan yang terbaik yang kita bisa, dimana kita tidak perduli akan hasilnya, dimana kita tidak memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi, tidak berfikir rumit rumit untuk mencintai seseorang. Kita tidak peduli bagaimana hasilnya. Dan kita tak perduli sebodoh apa kita didepan dia.
Hanya ada kata sesederhana “Aku Sayang Dia”
Dan itulah yang tidak mungkin kita dapatkan ketika sudah beranjak dewasa, pemikiran menegenai cinta saat dewasa lebih rumit dari itu, entah kita memikirkan Agamanya, Memikirkan Pekerjaannya, Memikirkan Orangtuanya yang setuju atau tidak, memikirkan Kemapanan, dan hal hal lain yang selalu menjadi perhitungan Untung Rugi ketika mencintai seseorang saat kita sudah dewasa.


  1. Dan ketika cinta itu dihitung dengan perhitungan Untung Rugi, coba belajar pada seorang monyet, yang tak pernah memikirkan itu semua. Asalkan hati ini berkata “Dia Orangnya” maka kejarlah tanpa peduli Agama, Ras, kulit, Pekerjaan dan apapun yang membuat cinta selalu terasa menjadi sesuatu barang murahan yang bisa dibeli. Karena pada hakikatnya cinta itu tak pernah bisa dibeli.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments