Memilih
By geusan wira - 9:10 AM
Memilih, menurut gue adalah salah satu ujian tersulit bagi umat
manusia. Memilih itu rumit banget, ada pertimbangan dan lain lain hal yang
perlu dipikirkan. Memilih itu gak ada sederhana-sederhananya banget. Menurut
gue, justru memilih ini butuh sebuah seni. Memilih butuh sebuah kecakapan loe
untuk menentukan pilihan. Se-fleksible mungkin dan se toleran mungkin. Makanya butuh
sebuah kecermatan. Memilih untuk diri sendiri aja udah rumit banget sih menurut
gue. Apalagi ketika loe dihadapkan pada sebuah kondisi dimana pilihan loe ternyata
dapat menentukan nasib orang lain pula. Ini yang paling gawat.
Gue mulai dari hal paling sederhana banget aja, Fakta Bahwa memilih
itu rumit. Contoh nya aja yang paling nyata ada dihadapan loe dari SD sampe
Kuliah. Dari sekolah Dasar sampe Loe disebut MAHA!SISWA! (Siswa yang Derajatnya
mau dibilang MAHA, Tapi masih tetep Bego). Dari zaman zaman itu loe pasti dapet
soal jawaban PG (Pilihan Ganda). Setidaknya, ketika loe manjawab Soal itu, loe
butuh pertimbangan, antara Fakta yang loe Ingat dengan ASUMSI yang loe buat.
Untuk Menjawab soal PG yang selalu membuat kita senang gembira, jika
di bandingkan dengan soal Essay, ternyata menurut gue Soal PG lebih rumit dari
sekedar soal Essay. Bener gak? ß Soalnya setelah dipikir Pikir soal PG selalu membuat lu bimbang
diantara Opsi Opsi nya.
Cuma……
Kebanyakan Siswa Ketika memilih lebih mengandalkan Asumsi nya (Ini
Asumsi Gue). Kebanyakan Siswa menurut gue ketika Besok nya Ujian, Selalu Tidak
Belajar, dan pastinya selalu bergantung
pada teman kelas nya yang Pintar, atau menunggu Kunci Jawaban, dari kelas yang
sebelumnya sudah melaksanakan Ujian (Kami Menyebutnya : Solidarity Tanpa
Batas), sehingga mereka tidak bisa mempertimbangkan Fakta yang ia baca dengan
Asumsi nya. sehingga menurut Kita (Siswa), Memilih itu adalah hal yang mudah,
karena yang penting bergantung sama orang yang menurut kita pinter dan bersedia
untuk bagi bagi kunci Jawaban. Dan alasan kita lebih suka Ujian PG, itu karena
memilih itu Mudah, Karena Pilihan kita (Di Asumsikan) Benar. Jika Pilihan yang
kita Pilih sama Dengan Pilihan dari orang yang kita anggap pintar.
NYATANYA? GAK SELALU BENAR!
Dan menurut gue inilah yang
terjadi di Pilpres, tahun ini. Kebanyakan dari Kita, memilih bukan berdasarkan
dari apa kepentingan kita, dan apa permasalahan kita. yang dapat diselesaikan
dari VISI MISI kedua Paslon Presiden kita.
Padahal menurut gue (Gak tau bener Gatau Salah) Memilih Calon Presiden
adalah cara dimana Kepentingan kita sebagai Rakyat seutuhnya dapat terpenuhi.
Jadi kalo loe bergerak di bidang Industri Kreatif ya loe Pilih Presiden yang
Didalam VISI dan MISI nya mengatakan bahwa mereka Pro terhadap kemajuan Industri
Kreatif. Dan Jika loe Memang Ber Profesi sebagai PNS maka, pilih lah Presiden
yang akan mensejahterkan Kaum PNS.
Karena dengan demikian, dengan adanya Penyuaraan loe untuk membela kaum
loe, disana Presiden dapat melihat di sector mana yang butuh perhatian, dan
agar ia terpilih menjadi Presiden, ia perlu mendapatkan perhatian yang besar
dari kaum terbesar dengan kebutuhan dan kepentingan yang sama.
Tapi sejauh ini, untuk memilih Presiden aja, rata rata dari kita
gamau baca Faktanya. Apa Visi Misi nya, apa tujuannya, apa Track Record nya..
yang ada, ketika “Orang” yang loe anggap benar, atau Orang yang menjadi Panutan
loe memberikan Kunci Jawaban berupa Informasi, terlepas itu benar atau pun salah, loe tidak meng
kroscek atau tidak mempelajari dulu informasi yang diterima. Ini membentuk
pemikiran bahwa siapa yang dia (Orang yang loe anggap pintar) pilih, loe ikut
ter-influence untuk memilih Paslon yang sama dengan Idola loe itu. Tanpa
berpikir Panjang bahwa Kepentingan dia Juga Kepentingan loe. Ya ketika itu
pula, loe milih berdasarkan sebuah “Orang” (Subjek). Bukan dari Tujuan Orang (Objek)
itu dalam pencalonan Presiden. Dari sini keliatan kan, kenapa banyak yang
bertempur di Pilpres 2019 ini? Ketika loe membenci Subjek-nya (Orang-nya). Hal
ini tentu mendorong kampanye yang dilakukan oleh masing masing Paslon mengarah
pada Strategi Kampanye Hitam yang menyerang Citra Perseorangan, atau kampanye
yang menggiring masyarakat nya pada sebuah bentuk ketakutan sehingga mempunyai
alasan untuk membenci Paslon lawannya. Karena yang dibentuk bukan “Bagaimana
Cara Paslon ini akan Mensejahterakan Rakyat nya?”, namun Narasi yang dibangun
adalah “Citra Paslon” Saja. Karena yang
kita butuhkan bukan sebuah cara. Namun Karakter yang dibangun dari sebuah
pemimpin. Apakah Pemimpin itu baik hati? Apakah Pemimpin itu Seiman? Apakah
pemimpin itu Sederhana? Apakah pemimpin itu suka Motor Motoran Seperti Anak
Muda?. Hal ini, menurut gue, membuat debat paslon, tidak secara penuh beradu dalam
Argumen penting seperti Gagasan, Visi, Misi dan Tujuan si Paslon. Lebih pada
bagaimana Paslon yang satu mempengaruhi Masyarakt untuk tidak memilih Paslon
lainnya karena dia mempunyai Cacat pada masa lalu.
Apakah itu Salah? Gak juga.
Karena LOE YANG MILIH!
Dan jadilah
seorang Pemilih yang baik.
0 comments