Berhenti Bertikai
By geusan wira - 7:58 AM
Berhenti
Bertikai
Written by :
Geusanwira
Ada satu hal
yang menurut gue hilang dari suatu bangsa, bernama Indonesia. Kita besar dan
merdeka dengan satu hal yakni dengan Persatuan. Beda pulau, beda budaya, beda
sudut pandang. Namun untuk masalah kenegaraan kita punya satu visi dan misi
yang sama, yakni Hidup Tentram, damai, dan Bahagia. Entah mengapa semua itu
hilang, Berbeda sudut pandang sudah biasa, Namun tidak ada sejarahnya kita
saling menghina, saling pecah, dan saling bersinggungan. Kita membenci Politik
Adu Domba Belanda, namun mungkin kini terjebak oleh Adu Domba dari bangsa kita
sendiri. Apakah kita akan selalu seperti ini? Membenci orang yang berbeda
pemikiran dengan kita?
Pesta demokrasi
mungkin hampir selesai, dua kubu sudah mengumpulkan segala kekuatannya di
stadion Gelora Bung Karno. Masyarakat
beramai ramai datang, pendukung dua kubu memenuhi isi stadion dengan teriakan
dukungan bagi kedua paslon. Keduanya Nampak percaya diri untuk menduduki kursi
tertinggi di negeri ini. Ya kursi itu urusan mereka, dukungan kita mungkin
hanya berpengaruh sampai pemilu dilaksanakan. Kini pendukung dua kubu saling
membenci, Yang satu percaya pada sosok Sederhana yang memulai karir politiknya
sebagai rakyat biasa, yang satu percaya pada sosok tegas dan memulai karirnya sebagai prajurit bangsa.
Seperti sebuah musik, sebenarnya ini sesederhana memilih sebuah lagu dalam
playlist ketika berkendara. Ini hanya tentang diri kita dan selera, hal ini
tidak mungkin menyentuh pada sebuah ideologi yang akan diperjuangkan. Karena
Indonesia akan tetap Pancasila, Indonesia akan tetap ber-bhineka tunggal ika.
Lalu kenapa kita
saling menghina? Ini hanya tentang pilihan pribadi, bukan sebuah ajang saling
mempengaruhi. Kedua sosok calon presiden kita hebat, dengan keunggulannya masing
masing. Seperti memilih seorang manajer didalam satu perusahaan, dimana kita
(Rakyat) hanya seorang boss yang sedang mencari seorang manajer. Mereka biarlah
mereka yang berperang dalam sebuah ajang dalam memperebutkan Kursi Presiden
itu, kita sebagai pemilik negara hanya diam dan memilih, tanpa mengorbankan
Kedaulatan Negara kita. Diam dan berhenti berkata, biarkan mereka yang sibuk
mencari nama, dan saling adu argumentasi untuk meyakinkan rakyat nya bahwa ia
yang terbaik.
Kita sudah Lelah
berprasangka selama ini, berkata buruk pada salah satu calon presiden kita,
mereka sama sama manusia. Ini bukan tentang baik dan buruk, karena kebaikan dan
keburukan bukan hal yang bisa dilihat sebagai satu hal yang mutlak. Biarkan
segala proses bekerja, kita hanya negara yang sedang belajar merangkak dari
kesulitan. Karena sejauh ini pun hidup kita masih baik baik saja, belum ada Bom
atom yang mendarat pada genting rumah, atau belum ada suara senapan pajang yang
menembus tembok rumah. Ini semua akan berkahir, dan biarkan perhitungan
menentukan hasil, siapa yang menduduki jabatan tertinggi di negeri. Kini cukup
diam dan berdoa, untuk kebaikan bangsa kita, bukan kebaikan pada diri sendiri,
biarkan mereka membuktikan ucapanya dari kinerja. dan Berhenti lah bertengkar
1 comments
Assshiiaaappp
ReplyDelete