BAB 3 - Hari pertama gue kuliah.
BAB 3
Hari pertama gue kuliah
Setelah OSPEK, gue akhirnya dekat dengan teman teman satu kelompok gue. Gak semuanya sih, Cuma gue dekat dengan 2 laki laki biadab bernama Fahri dan Alvi. Dua orang ini kalau loe liat dari jauh Normal normal aja sih, gak ada yang aneh. Cuma, kalau loe menghabiskan 1 hari saja Bersama mereka loe pasti akan merasa bahwa mereka berdua ini adalah orang yang diutus oleh tuhan sebagai tanda tanda akhir Zaman. Gue gak tau kenapa Cuma gue merasa bahwa dua orang ini selalu terlihat aneh, si alvi ini tipikal orang nya kemayu kemayu Ruben Onsu, walaupun dia sedikit kemayu cuma ya… dia ini sebenernya suka sama cewe, dan dia juga punya cewe, tapi gak tau Cuma kedok doang.
Temen gue satu
lagi adalah Fahri, temen gue yang satu ini sebenernya gak aneh aneh banget sih,
Cuma kerjaannya nge bacot mulu. Kalau loe ketemu sama dia, dia tuh orang dengan
typical story teller. Setiap gue ketemu dia, dia selalu bercerita tentang masa lalunya,
pernah ini lah pernah itulah. feel nya sih sebenrnya kayak loe lagi ketemu sama
kakek loe yang merupakan pensiunan perang Vietnam, yang kalau lagi nonton film
Rambo, dia menceritakan segala kejadian yang pernah ia alami, persis dengan apa
yang ada di film, namun dari perspektif dia. Cuma hal itu menurut gue ganggu
banget sih, ketika loe cerita tentang apapun dari mulai cinta, kerjaan, kuliah,
keluarga, kalimat pertama yang selalu dia keluarkan sudah pasti sesuai
template:
“Gue juga pernah kaya gitu,
justru gue lebih parah…..”
dan kalimat itu
dilanjutkan dengan cerita seru layaknya dora the explorer.
Cuma, sebagai
maba yang sudah pasti perlu untuk meningkatkan power di kampus, dan menjaring
relasi seluas luasnya. ya mau gak mau gue harus menerima mereka sebagai teman
gue. Selama gue berteman dengan mereka sih sebenernya gaada masalah, asik juga
sih, seengaknya kalau ngebahas cewe dan liga inggris mereka masih nyambung lah,
walaupun kadang kadang mereka ini berbicara layaknya pelatih yang sudah
mendapat lisensi kelas A dari UEFA.
Setelah Gagal Kuliah di hari
pertama, akibat kegoblokan gue yang gak ngerti cara nge check jadwal kuliah.
Akhirnya hari itu gue putuskan untuk nongkrong di Kantin Fisip, sambil makan
bubur ayam dan menghisap sebatang rokok, dan ditemani kopi Guday Merah yang
masih hangat. Dengan tujuan untuk menghabiskan waktu, sebelum gue nganterin
balik si Mbak-mbak cantik ke kosan tempat dia tinggal. Dengan muka beler,
sambil menyuap bubur ayam yang encer banget, tiba tiba ada suara dari kejauhan
“Woy!” seketika perasaan gue gak enak, gue mencium “aroma goblok” yang datang
dari belakang gue. Ya tidak lain dan tidak bukan, mereka berdua adalah si duo
racun, Alvi dan Fahri. Mereka juga sama kayak gue ternyata, gak tau cara liat
jadwal kuliah, dan dateng gitu aja ke kampus. Sambil ketawa ketiwi si Alvi
berkata
“Hehe, loe gak masuk
kelas?” Alvi berkata sembari senyum senyum gajelas.
“Salah jadwal” gue berkata
pelan sambil, menyuap se sendok bubur ayam.
“Haha.. dia goblok kaya kita vi!”
Kata Fahri, juga sambil ketawa ketawa gajelas.
Gue diem dan berkata
dalam hati, “dua anak ini Nyimeng pagi pagi amat yak!” dengan keanehan mereka
di pagi itu, seketika gue tidak merasa goblok sendiri, ternyata masih banyak
juga orang orang goblok di alam dunia ini. Lama lama dua anak ini makin aneh.
kalau loe liat dengan mata dan kepala loe senidiri, dua orang ini kayak dua
minion yang lagi ngobrol, sambil ketawa ketawa aneh gitu. Gue diemin aja,
sambil nyuap bubur, dan membiarkan dua minion ini untuk saling bercakap. Dengan
kantuk yang masih menyelimuti lengkap dengan mata yang masih beler, tiba tiba
gue terkejut dengan pergerakan si Fahri yang secara tiba tiba aja, dan dengan
pergerakan cepat nya, dia nyabet rokok gue, dan langsung bakar rokok itu sambil
ngobrol dengan si Alvi. Setelah dibakar dan dia isep sekali dia baru bilang
“Bagi Sebatang ya bos!” anjing itu gerakan minta rokok ter-smooth yang pernah
gue liat seumur hidup gue cuy!, keren banget asli.
Setalah
nongkrong di kantin FISIP, gue diajakin mereka untuk main PS di rental deket
kampus. Dari pada gue ngelamun sendiri, terus ujung ujung nya gue ketiduran di
kantin, Gue memutuskan untuk ikut dengan dua minion ini. Dari kejauhan, suara
PS dari rental sudah terdengar. ini suaraTV nya gabisa di kecilin apa? Menurut
gue ini bukan rental, Cuma lebih mirip sama diskotik berkedok rental PS.
Chaos banget
cuy dalemnya, suara PS yang satu bertabrakan dengan suara PS yang lain.
Ditambah lagi Penjaga Rentalnya nyetel music house gede banget. Suaranya pokoknya
udah kayak neraka lah!. Di rental PS ini, gue merasa semakin gak nyaman. Udah
suara PS nya tabrakan satu sama lain, ditambah musik house yang di setel keras
banget, di tambah lagi suara ketawa dua minion ini yang kenceng banget.
Semuanya seolah olah bekerja sama dengan semesta untuk membuat kepala gue
meledak.
Seketika, pas banget setelah gue
memiliki niat untuk ngobrak ngabrik itu rental, si mbak cantik yang belum gue
tau namanya itu, lagi beli Teh Poci di depan rental. Gue langsung bawa tas gue
dan gue langsung berkata kepada para minion itu, “Gue cabut yak!” setelah itu
gue langung berlari dan pura pura beli teh poci. Dengan ke gantengan gue pagi
itu, dan dengan ke-cool an gue, gue langsung ber-pura-pura menginginkan untuk
memesan teh poci dengan berkata pada si teteh penjualnya
“Teh.. teh poci pake
susu satu ya!”
DAN STRIKE!
umpan gue langsung
dimakan oleh si mbak cantik, dan ia pun berkata “Eh! Masih di kampus aja, yang
gak liat jadwal kelas! hahaha.” Dia berkata dengan tertawa kecil. Dan disitu gue
sadar, FIX BANGET! senyum nya dia itu lebih indah dari Curug Cimahi!
Setelah itu
gue jawab dengan tampan:
“Hahaha, iya nih. Gatau, aku nunggu orang yang minta
anterin balik ke kosan nih..”
Terus dia
jawab.
“ah telat! Tuh kosan gue di depan situ.” Sambil
menunjuk ke suatu rumah kos tingkat.
Lalu dengan
rasa sedikit kecewa, karena gue kirain kosannya lumayan jauh dari kampus gue
berkata:
“Iyalah gue tau, kan gue ngerjain tugas ospek disitu
Mbak! Hahaha, lagian gue juga gak ada niatan nungguin loe sampe pulang buat
nganterin lo ke kosan.. wleee hahaha” Jawab gue sambil tertawa.
Lalu dia Cuma jawab
dengan senyuman nya aja.
Hari itu dari
sebuah kedai teh poci, kita berdua ngobrol sambil berdiri, sambil gigit gigitin
sedotan. Gue seneng aja sih, gatau kenapa. cuma gue sadar, dia itu diluar
kemampuan gue. Setelah obrolan Panjang, yang membahas tentang dirinya dan diri
gue, tiba tiba dua minions datang menghancurkan segalanya. Dan hari itu,
minnions ini juga kenalan dengan si mbak mbak cantik. Memang minion ini sangat
menghancurkan hari gue. BTW hari itu, akhirnya gue bisa tau nama dari si mbak
cantik ini, Namanya Saras, tapi kaya nya dia tetep bakal gue panggil “Si Mbak cantik”.
0 comments